Hujan reda meninggalkan genangan
Cahaya datang menyeka tanah
Beranjak pergi meninggalkan kenangan
Embun kaca menangis berkeluh-kesah
Kubuka jendela, dingin mendekap
Harum tanah masuk menyegarkan
Membangunkan diri dari lelap
Bangkit dari kasur kesedihan
Secangkir kopi menemani sepi
Menikmati waktu dengan hampa
Membuka luka dengan rapi
Meratapi sebuah kisah nestapa
Tersadar diriku dalam lamunan
Bergegas pergi mencari mimpi
Melewati kota dengan impian
Terhenti pada persimpangan sepi
Basah jalan perlahan mengering
Lalu-lalang mulai penuhi bumi
Terhenti sejenak karna mendung
Kicau burung terdengar bersemi
Langit kelabu perlahan beranjak
Memberi ruang pada matahari
Merah jingga mulai nampak
Menghias hari penuh seri
Meski hari terasa perih
Matahari tetap akan bangkit
Memberi harap tak bersedih
Membasuh sedikit luka sakit
Kini diriku dalam kekosongan
Berdamping dengan satu resah
Menunggu tanpa ada kepastian
Terdiam penuh dengan arah
Merah jingga bersua memanggil
Berbisik tuk bergerak melangkah
Tertatih pedih penuh dekil
Mengoyak hati bercucur darah
Hilir-mudik suara dalam otak
Menggema bersautan dengan akal
Kegelisahan hati kian berontak
Pengetahuan akan hati dangkal
Sore itu semua sunyi
Meski ramai dalam gerak
Hati tergetar dan berbunyi
"Kemarilah, istirahatkan dirimu sejenak."
Senja datang lalu tersenyum
Berucap menggugah penuh haru
"Sudahkah membaik dirimu atau belum?"
Datang mengikis luka baru
Kupikir, menanti akan bahagia
Ternyata, semua hanya delusi
Mungkin karna aku belia
Tercipta angan dan ilusi
Tentang Penulis
Nama : Zainuddin
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 22 Desember 1999
Alamat : Karang Menjangan Gang 4, Surabaya, Jawa Timur
Instagram : Zainuddin11Am
Post a Comment