Oleh: @reztelliot
Dunia bergerak lincah
Bersujud dalam tangis, mengaduh
Waktu berkeliling mengedar
Mencela mana-mana yang tidak senantiasa
Tersenyumlah meski langit mencengkram
Tertawalah meski guntur menangkap
Tidak mengapa jika kau angkuh, sudah cukup
Laksana terang bulan
Bercahaya lebih dari bintang
Berapa lama sosoknya ada, tidak terhingga
Kacanya retak, tidak lagi berbentuk
Topeng kaca agung yang selalu dipuja
Menutup wajah, menahan air mata
Tidak ada Tuhan
Hanya ada aku dan dosa
Terlalu jalang bahkan untuk kata surga
Topeng kaca yang retak
Tidak lagi tersusun
Menampakkan manusia dengan sisa napasnya
Bagus puisinya
ReplyDelete