Aksara terpasung di hamparan kertas putih
Pena menarik abjad berbaris rapi
Mengisi setiap halaman
Dibatasi garis pemisah sajak
Kini penuh luapan perasaan
Tersirat di sana suasana hati yang kelam
Sepekat tumpahan tinta hitam
Rintihan kecewa terngiang-ngiang
Teringat saat hati dicabik masa
Imajinasi merobek pintu dunia khayal
Tatkala kumasuk tiada lagi bunga bermekaran
Mawar-mawar merah tergantikan mawar hitam
Layu dan kusam
Hingga kini kenangan menyusup bertubi-tubi
Kepongahan memori terus menghujam hati
Karena tak kuasa
Tiba-tiba air mata bersimbah ruah
Melunturkan tinta bait yang telah berjajar
Sebab gemetaran jemari
Pena pun terkulai di lantai
Tak mampu lagi kutuliskan puisi
Atas pengkhianatan yang menjadi jawaban
Post a Comment