Kesalahan penulisan dalam menulis adalah hal yang wajar dan setiap penulis baik yang profesional ataupun pemula pasti pernah melakukannya. Kesalahan ini dapat mencakup salah ketik (saltik/typo), kesalahan penulisan tanda baca, atau hal lain yang kurang sesuai dengan PUEBI.
Biarpun dapat dikatakan wajar, jika hal ini terus berlanjut tanpa penulis mau meng-up grade dirinya, tentu menjadi hal tidak baik bagi "karir" kepenulisan seorang penulis ke depannya. Berdasarkan pengamatan kami dari kegiatan menulis yang pernah Ruang Nulis selenggarakan, berikut kesalahan-kesalahan yang paling sering dilakukan oleh penulis pemula:
1. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital.
Terdengar mustahil, tapi masih ada penulis yang kurang teliti dalam meletakkan huruf kapital. Pada kasus paling ekstrem kami masih menemukan naskah yang tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat setelah tanda titik (.) pertanda kalimat sudah berakhir, atau ketika memulai sebuah dialog setelah tanda petik. Beberapa penulis lebih berfokus pada isi konten yang ditulis, memadu-madankan kata menarik ketimbang memperhatikan penggunaan huruf kapital.
Agar tidak salah dalam menuliskannya, ada baiknya membaca aturan penggunaan huruf kapital yang diambil dari Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dapat diakses secara daring melalui tautan berikut: https://ivanlanin.github.io/puebi/huruf/huruf-kapital/
2. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Dalam hal ini kesalahan yang paling umum kami temukan adalah penggunaan tanda spasi sebelum tanda baca. Kesalahan ini mungkin terjadi saat baru mulai belajar mengetik, tapi ternyata ada yang menganggap penggunaan spasi sebelum tanda baca adalah sebuah keharusan.
Misal:
Aku tidak mengerti apa yang ia pikirkan , ia hanya membisu .
" Memangnya ini kesalahanku ? " ujar Tami .
Kesalahan seperti ini dapat membuat naskah menjadi berantakan dan kurang enak dibaca karena tentu mempengaruhi intonasi pembaca. Harus dicatat dan diketahui, kaidah dasar penggunaan spasi adalah setelah tanda baca untuk memulai kalimat baru, atau mengakhiri sebuah jeda.
Misal:
Aku tidak mengerti apa yang ia pikirkan, ia hanya membisu.
"Memangnya ini kesalahanku?" ujar Tami.
Selanjutnya adalah penggunaan elipsis (...) yang terkesan mubazir alias tidak perlu. Padahal tanda elipsis hanya digunakan dalam dua hal:
1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
catatan:
- Tanda elipsis didahului dan diikuti spasi
- Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti titik (jadi ada 4 titik)
Post a Comment