Oleh: Eko Marini
Proses menulis sebuah cerita tentu harus memahami penggunaan kata yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca. Pilihan dan penulisan kata yang tepat akan membuat pembaca lebih mudah dalam mencerna sebuah cerita. Sebagai penulis harus mengecek ulang tulisan sebelum dikirim ke media atau diunggah ke media sosial. Jika ada kesalahan hendaknya diperbaiki dalam hal ini jangan sungkan untuk membuka kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) atau pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)
Sering dijumpai dalam sebuah cerita penulisan kata depan di- yang kurang tepat. Terkadang penulis bingung saat membedakan di- sebagai kata depan dan awalan. Perhatikan penggalan cerita berikut.
Siang itu, Dina sedang termenung diruang tamu. Pikirannya melayang ke masa lalu mengingat rangkaian peristiwa sendu yang di alami. Sakit rasanya kehilangan seseorang yang di cintai untuk selamanya.
Dalam PUEBI dijelaskan bahwa kata depan, seperti di, ke, dan dari, penulisannya terpisah dari kata yang mengikutinya. Pada cuplikan cerita di atas penggunaan di- pada dikursi kurang tepat. Seharusnya penulisan yang tepat dipisah dari kata yang mengikutinya menjadi di kursi. Selanjutnya pada kata di alami penulisannya juga kurang tepat seharusnya di- dirangkai dengan kata yang mengikutinya menjadi dialami. Penulisan di cintai juga tidak tepat seharusnya di- dirangkai dengan kata yang mengikutinya menjadi dicintai. Sehingga penulisannya menjadi berikut.
Siang itu, Dina sedang termenung di ruang tamu. Pikirannya melayang ke masa lalu. Ia kembali mengingat rangkaian peristiwa sendu yang dialami. Sakit rasanya kehilangan seseorang yang dicintai untuk selamanya.
Bentuk di- pada di kursi merupakan kata depan. Ada dua cara mengetahui apakah bentuk di- tersebut sebagai kata depan atau awalan. Pertama, kata depan di- mempunyai pasangan ke dan dari. Kedua kata depan di- tidak dapat dilawankan dengan meng. Pada bentuk di kursi dapat dipasangkan dengan ke menjadi ke ruang tamu dan dari menjadi dari ruang tamu sehingga dapat dipastikan bentuk di- tersebut sebagai kata depan. Penulisan yang tepat dipisah dari kata yang mengikutinya.
Selanjutnya kata di- pada di alami dapat diubah menjadi mengalami sehingga seharusnya penulisannya dirangkai dengan kata yang mengikutinya menjadi dialami. Begitu juga dengan penulisan di- pada di cintai seharusnya menjadi dicintai.
Sebagai kata depan, di ditulis terpisah dari unsur yang mengikutinya. Hal itu dapat dicermati dari beberapa hal berikut:.
a. menyatakan makna 'tempat'
b.
berpasangan dengan ke dan dari
c. menjadi jawaban pertanyaan di mana
Misalnya:
di
samping ke samping dari samping
di
kantor ke
kantor dari
kantor
di atas ke atas dari
atas
di bawah ke bawah dari bawah
Sebagai awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya. Hal itu dapat dicermati dari beberapa hal berikut.
a. merupakan kata kerja
b.
berpasangan dengan awalan me-
Misalnya:
ditulis menulis
dilaksanakan melaksanakan
diantisipasi mengantisipasi
Saat menulis sebuah cerita penulisan di- sebagai kata depan dan awalan harus diperhatikan agar tulisan enak dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Yuk! Tingkatkan kualitas tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah. Semangat menulis dan salam literasi!
Sumber: PUEBI dan Buku Seri Penyuluhan Ejaan (Badan Bahasa)
@ekomarini82
Salam literasi kembali.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat. Salam
ReplyDelete